Minggu, 13 Oktober 2013

naskah khotbah



NASKAH KHOTBAH
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
 Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt.atas segala karunia, hidayah dan kenikmatan  yang tak terhingga yang telah di anugerahkan kepada kita semua.Sehingga  kita dapat berkumpul dalamkeadaaan sehat wal afiat tanpa ada halangan suatu apapun.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah swt dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
read more

          Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam Agama Islam, shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Keistimewaan tersebut tergambar dengan peristiwa isra’ dan mi’raj dimana Rasullah saw menerima wahyu perintah salat. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah saw berbicara langsung kepada Rasulullah saw. Yang demikian itu menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah salat dalam Islam, karena ia adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Salat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid. Salat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak, Di samping itu, salat adalah wasiat terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya.
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah salat dalam agama Islam yang kita anut. Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang meninggalkan shalat. Adapun di dalam Sunah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan salat diancam akan dikumpulkan bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf di saqar atau neraka.
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat tentang orang yang meninggalkan shalat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang meninggalkan salat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah didera dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh sebagai hukum had baginya, bukan karena murtad.
Akan tetapi, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan salat dengan sengaja, hendaknya seorang muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama dengan sebab meninggalkan salat. Meski seharusnya sudah cukup bagi kita untuk merasa takut jikalau meninggalkan salat dikarenakan ancaman yang begitu keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga Ibnu Qayyim berkata, “Orang yang meninggakan salat telah berbuat dosa besar daripada berzina, mencuri, dan minum khamar. Orang yang meninggalkan salat akan mendapatkan hukuman dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat’'
Salat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan di antaranya adalah dengna mengerjakan salat.
Perhatikanlah orang-orang yang tidak salat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan, meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah, namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan. Berbeda dengan orang yang salat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan salat dapat menenangkan hati, karena di dalam salat mengandung dzikrullah (mengingat Allah) dan itu mebawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jiwa orang yang melakukan salat akan mengalami ketenangan dan akan mendapatkan thuma’ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan salat. Hidupnya mengalami was-was, tidak tentang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh setan.
Tunaikanlah salat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba yang taat demi meraih surga-Nya yang penuh dengan nikmat.
Jika meninggalkan salat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir, niscaya orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya. Logika manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan salat bagi orang yang sehat, sementara orang yang sakit saja diwajibkan untuk mengerjakannya? Ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan salat cenderung menuruti hawa nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang lurus dan sesuai dengan logika akal manusia.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka salat wajib kita lakukan. Baik ketika sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Salat wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.
Oleh sebab itu, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati khatib pribadi dan jamaah sekalian janganlah sekali-kali kita meremehkan shalat apalagi meninggalkannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Alah yang selalu menjaga salat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang tersisa. Berapa pun panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki bekal, maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan awan yang berarak di angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang tidak dapat ditunda-tunda (kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja yang ia dapati cuma tanah yang menghimpitnya, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat menyelematkannya atau menolongya.Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan salat yang lima waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Pokok pokok pikiran
·         fenomena memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah realita banyaknya orang yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
·         Di antaranya adalah banyaknya kaum muslimin di masa sekarang yang mulai meremehkan dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani meninggalkannya dengan sengaja.
·         Alquran dan Sunah yang sahih memberikan ancaman keras bagi orang yang meninggalkan shalat.
·         Orang yang meninggalkan shalat adalah orang kafir.
·         Hendaknya seorang muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh para ulama dengan sebab meninggalkan salat.
·         Shalat adalah kebutuhan rohani.
·         Orang yang salat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan salat dapat menenangkan hati, karena di dalam salat mengandung dzikrullah (mengingat Allah) dan itu mebawa kepada ketenangan batin.
·         Shalat diwajibkan bagi setiap muslim tanpa terkecuali,bahkan orang sakit harus tetap melaksanakan shalat.
·         Kerjakanlah shalat sebelum terlambat agar tidak menyesal di akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar