Minggu, 13 Oktober 2013

sahabat sejati



SAHABAT SEJATI
Mentari telah menampakkan dirinya di ufuk timur.Nara bergegas bangun dari mimpi lenyapnya.Ia harus berangkat sangat pagi karena hari ini awal ia masuk Sekolah Menengah Pertama yang akan ia awali harinya melalui Masa Orientasi Siswa.Sesungguhnya Nara sangat canggung karena Nara bersekolah bukan di daerah kelahirannya tetapi ia mengikuti tante nya yang bertempat tinggal di Blora,Jawa Tengah.Nara bersekolah di salah satu sekolah favorit di daerah Blora.
read more




Nara memutuskan untuk ikut tantenya karena Ia merasa dibedakan oleh orang tuanya yang selalu membedakannya dengan adiknya.Tapi Nara cukup nyaman tinggal bersama tantenya yang cukup sabar dan penyayang.
“Nara,bangun nak ini sudah terlalu siang untuk kamu mengawali aktivitas hari ini”,terdengar ketukan pintu kamar Nara oleh tantenya.
“Iya tante,Nara udah bangun”,kata Nara masih mengeliat.
Tak berapa lama Nara sudah keluar mengenakan seragam sekolahnya.
“Tante Nara berangkat dulu ya”,kata Nara berpamitan sambil mencium tangan tantenya.
“Iya,hati-hati nak,”kata tante menyambut Nara penuh kasih sayang.
          Tak lama Nara mengayuh sepedanya,Ia sampai di gerbang sekolah.Nara sangat lelah mencari ruang kelasnya.Lalu Ia bertemu dengan 3 orang,dua cowok dan satunya cewek.Wajahnya menawan dan enak dipandang.Ternyata dia orangnya ramah,dan bukan termasuk anak nakal.
          “Kamu di ruang kelas mana?”,tanya mereka dengan sopan.
          “Aku kelas VII F,tapi aku tidak tahu itu berada dimana”,kataku dengan lesu.
“oohh,ternyata kita satu kelas,mari aku antar ke kelas”,kata mereka ramah.
          “Terima kasih”.
          “Kita belum kenalan,nama kamu siapa?”.
          “Perkenalkan  namaku Nara,kalian?”,tanyaku kembali.
“Namaku Aldo,ini Dafa dan yang ini Citra.Hay,,senang berkenalan denganmu”,kata mereka sambil tersenyum manis.

“Hai juga,aku juga senang berkenalan dengan kalian”,kataku manja.
          “Mulai sekarang kita berteman ya??”,ajak Aldo.
          “Tentunya,jawab kita serempak”.
          “Kita sahabat selamanya akan sahabat”,ucapan itu begitu saja muncul,meskipun kita menyadari baru saja kita saling mengenal.
 Ya..Sejak perkenalan  itulah kita selalu bersama sama.Suka dan Duka pun kita rasakan.Aku tidak pernah meminta lebih terhadap teman-temanku,aku hanya ingin mereka tetap di sampingku dan mengisi hari-hari bersama mereka.
Hari silih berganti,persahabatan kita semakin erat.Rumah Aldo yang kebetulan tidak jauh dari rumah tanteku,maka tiap hari Aldo menghampiriku untuk berangkat sekolah bersama.Kebetulan tante ku juga tidak pernah melarangnya.
          “Kriiiiiingg...Nara”,bunyi khas suara sepeda Aldo terdengar sampai dalam rumah.
          “Iya bentar do”,kataku sambil tergesa-gesa menghabiskan roti buatan tante.
Memang,hampir tiap hari aku mbonceng Aldo ke sekolah.hehe mumpung gratisan,kata dalam benak Nara.Sampai sekolah tepat bunyi bel masuk kelas.
          “Yah,gak jadi ke kantin Nar”,kata Aldo sedikit kecewa.
          “Maafin aku ya do,gara-gara aku kamu belum sarapan deh”,kataku penuh rasa bersalah.
          “Gak papa Nara sayang”,katanya sambil ketawa.
Memang segitu akrabnya persahabatanku dengan Aldo,sehingga kata “sayang”bukan lagi kata asing bagi kami dan kawan kawan,karena memang kami saling menyayangi.
          “Nara,aku duduk sama kamu ya,please??”kata Aldo memohon.
          “loh,memangnya kenapa”,kataku curiga.
          “Memangnya kamu belum tahu apa pura pura kagak tahu sih??
           Kan Citra sama Dafa baru aja jadian,biarin mereka berduaan dulu..”,kata Aldo sambil ketawa.
          “Oh yah??kenapa Cit,loe gak bilang ama gue??tega loe ya”,kataku sebel.
          “Bukan gitu Nara,aku belom siap ngomong ke kalian berdua tau,pasti kalian ngetawain aku ya?karena dari sahabat jadi pacar?aku juga pengen kamu sama Aldo juga ngerasain apa yang aku dan Dafa rasain Nar.Aku tahu apa yang kalian rasain itu sama kayak apa yang aku rasain,dari sorot tatapanmu saja sudah jelas kalo kalian berdua saling suka iya kan??
Maafin aku telah melanggar perjanjian sahabat kita,tapi ini masalah rasa,gak bisa membohongi rasa kita ini Nar”,penjelasan Citra panjang lebar.
          “Kamu itu apaan sih cit?”,kataku,diiringi mukaku yang memerah.
Aku dan Aldo terdiam sejenak,memang aku sayang sama Aldo tapi itu semua sebatas temen tidak lebih.Aku harap Aldo juga nganggap kayak gitu ke aku.Tiba-tiba saja Pak guru masuk ke kelas.membuatku berbalik arah ke depan.
          “Selamat pagi anak-anak?”,kata Pak guru memecah keheningan
          “Selamat pagi Pak”,jawab murid serentak.
          “Mari kita awali pelajaran pada bab baru ini,silakan buka halaman 17,coba dikerjakan karena Pak guru ada tugas,nanti dikumpulkan di meja Bapak ya?”,kata Pak guru memberi penjelasan.
“tett...tett...tett..”bunyi bel istirahat.
“Ke taman yuk”,ajak Aldo,Citra,dan Dafa.
Aku masih kepikiran masalah tadi,apa yang dikatakan Citra itu benar bahwa Aldo nyimpan rasa ke aku??
          “Woy,ayok napain diem aja?bengong lagi”,kata Aldo sambil bercanda.
Gak,gak mungkin Aldo nyimpen rasa ke aku,aku tau dia pasti hanya menganggap aku sahabatnya,iya...pasti hanya sahabatnya kataku dalam hati.
          “Yaudah ayo..hmmm”,kata Nara dengan raut sebal.
Kita berbincang-bincang di taman cukup lama.
          “Nanti main ke pantai yuk?”,ajakku memecah keheningan..
Ya karena si Citra udah asyik sendiri sama pacarnya itu,jadi tinggal aku sama Aldo deh.
          “Gimana kalo ke pantai Kartini aja?kan asyik disana ombaknya tenang,suasananya nyaman,juga gak terlalu ramai banyak orang”,ajak Aldo.
          “okke,setuju”,kataku sambil nyubit hidung Aldo terus lari hhehe...
          Setelah pulang sekolah Aldo menepati janjinya mau main ke pantai Kartini,sayangnya dua sahabatku gak bisa ikut karena mereka kencan berduaan.
          Yah,di pantai itu aku dan Aldo saling bercerita tentang masalah pribadi,karena pantai itu benar-benar tenang,jauh dari keramaian.
          “Nara,aku mau bicara sesuatu,bahkan sangat pribadi”,kata Aldo perlahan.
          “Bicara aja kali do,pasti aku dengerin kok kan kamu sahabatku,masa tega aku acuh in kamu,,hhe”,kataku sambil bercanda.
          “Aku serius Nar?”,kata Aldo dengaan wajah menyakinkan aku.
          “Iya apa Aldo?”,kataku sambil memandang dia.
          “A..a..aku sayang sama kamu Nar,aku suka sama kamu,aku bahkan cinta sama kamu sejak kita ketemu dulu,aku pengen kita lebih dari sahabat Nar.Aku pengen kamu jadi pacarku”,katanya penuh makna.
          “Tapi do kita juga baru aja kenal,kita juga janji kan kita sahabat dan selamanya akan tetap sahabat?”,kataku tenang.
          “Tapi aku pengen kita lebih dari sahabat,seperti Citra dan Dafa,Nar”,kata Aldo memohon.
          “Maafin aku Aldo,aku gak bisa”,kataku sambil pergi dari pantai itu.
Hari-hari yang aku lalui sekarang,berbeda dengan dulu,semenjak aku menolak Aldo jadi kekasihku,bukan karena aku tak sayang kepadanya,tapi karena masalah persahabatan.Aku gak menginginkan persahabatan hancur karena masalah kekuatan rasa keinginan untuk memiliki satu sama lain.Aku juga melihat,akhir-akhir ini Citra dan Dafa sering bertengkar,dan ujung-ujungnya pun putus.
Akhir akhir ini aku sering menjauhi Aldo jika dia masih menginginkan ku menjadi pacarnya,lebih baik aku pergi.Tapi lama kelamaan Aldo juga mengerti yang aku rasakan.
Seiring jalannya waktu,persahabatan kita kembali hangat.Setelah 3 tahun aku bersekolah di Blora,aku memutuskan melanjut sekolah di kampung halamanku sendiri,bersama keluarga tercintaku.Dan aku tidak memberi tahu sahaba-sahabatku,karena ku takut mengecewakan mereka.Setelah hasil Ujian  Nasional turun,aku diantarkan tante ke desa dengan membawa nilai yang memuaskan juga.
          “Assalamualaikum tante?”,terdengar ucapan salam dari Aldo,Citra,dan Dafa.
          “Wa’alaikumsalam,eh kalian gimana kabarnya,mari masuk”,ajak tante.
          “Alhamdulillah baik tante,kami berkunjung ke sini mau bertemu dengan Nara,Nara ada kan tante??”,kata Aldo.
          “Maafin tante nak,menyembunyikan hal ini dari kalian semua,memang kalian semua berhak mengutahuinya bahwa Nara sudah pulang ke kampung halamannya karena kemauannya sendiri,tante tidak bisa mengelak,dan tante harus merahasiakan ini semua sampai dia sudah benar-benar sampai desa,maafin tante ya,dia akan melanjutkan sekolahnya di sana”,kata tante sambil meneteskan air mata.
          “Jadi Nara sudah tidak kembali lagi tante?kenapa dia tidak berpamitan dengan kita semua?apa itu yang dinamakan sahabat??”,kata Aldo dengan nada marah.
          “Tolong kalian semua maafin Nara ya,Nara hanya ingin berkumpul dengan keluarganya”,kata tante menenangkan.
          “Tapi kenapa dia gak mau berpamitan kepada kita semua?dia jahat”,kata Aldo di puncak kemarahannya.
          “Untuk jelasnya tante kurang mengerti,Nara hanya menitipkan selembar surat untuk kalian semuanya,terutama Aldo”, kata tante.
Aldo membuka surat itu berlinang air mata.
Untuk sahabatku
Gimana kabar kalian??baik-baik saja bukan?aku disini gak kenepa kenapa kok.Gimana hasil ujiannya.pastinya memuaskan kan?.Maafkan aku sahabatku,bukannya aku menghindar dari kalian,tapi memang ada alasan tersendiri kenapa aku pulang ke desa gak jelasin ke kalian terutama Aldo.Aku sayang kamu Aldo melebihi apapun,bahkan melebihi sahabat,aku juga cinta sama kamu,walaupun aku tetap tidak mau menjadi kekasihmu,karena kita ini sahabat.bagiku sahabat melebihi segalanya.
Sekarang atap pendidikan yang menaungi kita berbeda kawan,tapi aku ingin,perbedaan itu tidak memisahkan kita,aku masih ingin menjadi sahabat kalian walau kutahu kita tidak bisa bertemu dengan sesuka hati seperti dulu.Aku juga masih menginginkan kalian selalu mengisi waktuku.maafkan aku ya sobat,karena aku tiak bisa menjadi sahabat yang terbaik buat kalian......
                                                                             Salam hangat
                                                                                      Narra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar