SAHABAT SEJATI
Mentari telah menampakkan dirinya di ufuk timur.Nara bergegas bangun
dari mimpi lenyapnya.Ia harus berangkat sangat pagi karena hari ini awal ia
masuk Sekolah Menengah Pertama yang akan ia awali harinya melalui Masa
Orientasi Siswa.Sesungguhnya Nara sangat canggung karena Nara bersekolah bukan
di daerah kelahirannya tetapi ia mengikuti tante nya yang bertempat tinggal di
Blora,Jawa Tengah.Nara bersekolah di salah satu sekolah favorit di daerah
Blora.
read more
Nara memutuskan untuk ikut tantenya karena Ia merasa dibedakan oleh
orang tuanya yang selalu membedakannya dengan adiknya.Tapi Nara cukup nyaman
tinggal bersama tantenya yang cukup sabar dan penyayang.
“Nara,bangun nak ini sudah terlalu siang untuk kamu mengawali aktivitas
hari ini”,terdengar ketukan pintu kamar Nara oleh tantenya.
“Iya tante,Nara udah bangun”,kata Nara masih mengeliat.
Tak berapa lama
Nara sudah keluar mengenakan seragam sekolahnya.
“Tante Nara berangkat dulu ya”,kata Nara berpamitan sambil mencium
tangan tantenya.
“Iya,hati-hati nak,”kata tante menyambut Nara penuh kasih sayang.
Tak lama Nara mengayuh sepedanya,Ia
sampai di gerbang sekolah.Nara sangat lelah mencari ruang kelasnya.Lalu Ia
bertemu dengan 3 orang,dua cowok dan satunya cewek.Wajahnya menawan dan enak
dipandang.Ternyata dia orangnya ramah,dan bukan termasuk anak nakal.
“Kamu di ruang kelas mana?”,tanya
mereka dengan sopan.
“Aku kelas VII F,tapi aku tidak tahu itu
berada dimana”,kataku dengan lesu.
“oohh,ternyata kita satu kelas,mari aku antar ke kelas”,kata mereka
ramah.
“Terima kasih”.
“Kita belum kenalan,nama kamu siapa?”.
“Perkenalkan namaku Nara,kalian?”,tanyaku kembali.
“Namaku Aldo,ini Dafa dan yang ini Citra.Hay,,senang berkenalan
denganmu”,kata mereka sambil tersenyum manis.
“Hai juga,aku juga senang berkenalan dengan kalian”,kataku manja.
“Mulai sekarang kita berteman
ya??”,ajak Aldo.
“Tentunya,jawab kita serempak”.
“Kita sahabat selamanya akan sahabat”,ucapan
itu begitu saja muncul,meskipun kita menyadari baru saja kita saling mengenal.
Ya..Sejak perkenalan itulah kita selalu bersama sama.Suka dan Duka
pun kita rasakan.Aku tidak pernah meminta lebih terhadap teman-temanku,aku
hanya ingin mereka tetap di sampingku dan mengisi hari-hari bersama mereka.
Hari silih
berganti,persahabatan kita semakin erat.Rumah Aldo yang kebetulan tidak jauh
dari rumah tanteku,maka tiap hari Aldo menghampiriku untuk berangkat sekolah
bersama.Kebetulan tante ku juga tidak pernah melarangnya.
“Kriiiiiingg...Nara”,bunyi khas suara
sepeda Aldo terdengar sampai dalam rumah.
“Iya bentar do”,kataku sambil
tergesa-gesa menghabiskan roti buatan tante.
Memang,hampir tiap
hari aku mbonceng Aldo ke sekolah.hehe mumpung gratisan,kata dalam benak
Nara.Sampai sekolah tepat bunyi bel masuk kelas.
“Yah,gak jadi ke kantin Nar”,kata Aldo
sedikit kecewa.
“Maafin aku ya do,gara-gara aku kamu
belum sarapan deh”,kataku penuh rasa bersalah.
“Gak papa Nara sayang”,katanya sambil
ketawa.
Memang segitu
akrabnya persahabatanku dengan Aldo,sehingga kata “sayang”bukan lagi kata asing
bagi kami dan kawan kawan,karena memang kami saling menyayangi.
“Nara,aku duduk sama kamu
ya,please??”kata Aldo memohon.
“loh,memangnya kenapa”,kataku curiga.
“Memangnya kamu belum tahu apa pura
pura kagak tahu sih??
Kan Citra sama Dafa baru aja jadian,biarin
mereka berduaan dulu..”,kata Aldo sambil ketawa.
“Oh yah??kenapa Cit,loe gak bilang ama
gue??tega loe ya”,kataku sebel.
“Bukan gitu Nara,aku belom siap
ngomong ke kalian berdua tau,pasti kalian ngetawain aku ya?karena dari sahabat
jadi pacar?aku juga pengen kamu sama Aldo juga ngerasain apa yang aku dan Dafa
rasain Nar.Aku tahu apa yang kalian rasain itu sama kayak apa yang aku
rasain,dari sorot tatapanmu saja sudah jelas kalo kalian berdua saling suka iya
kan??
Maafin aku telah
melanggar perjanjian sahabat kita,tapi ini masalah rasa,gak bisa membohongi
rasa kita ini Nar”,penjelasan Citra panjang lebar.
“Kamu itu apaan sih
cit?”,kataku,diiringi mukaku yang memerah.
Aku dan Aldo
terdiam sejenak,memang aku sayang sama Aldo tapi itu semua sebatas temen tidak
lebih.Aku harap Aldo juga nganggap kayak gitu ke aku.Tiba-tiba saja Pak guru
masuk ke kelas.membuatku berbalik arah ke depan.
“Selamat pagi anak-anak?”,kata Pak
guru memecah keheningan
“Selamat pagi Pak”,jawab murid
serentak.
“Mari kita awali pelajaran pada bab
baru ini,silakan buka halaman 17,coba dikerjakan karena Pak guru ada
tugas,nanti dikumpulkan di meja Bapak ya?”,kata Pak guru memberi penjelasan.
“tett...tett...tett..”bunyi
bel istirahat.
“Ke taman yuk”,ajak Aldo,Citra,dan Dafa.
Aku masih kepikiran
masalah tadi,apa yang dikatakan Citra itu benar bahwa Aldo nyimpan rasa ke
aku??
“Woy,ayok napain diem aja?bengong
lagi”,kata Aldo sambil bercanda.
Gak,gak mungkin
Aldo nyimpen rasa ke aku,aku tau dia pasti hanya menganggap aku
sahabatnya,iya...pasti hanya sahabatnya kataku dalam hati.
“Yaudah ayo..hmmm”,kata Nara dengan
raut sebal.
Kita
berbincang-bincang di taman cukup lama.
“Nanti main ke pantai yuk?”,ajakku
memecah keheningan..
Ya karena si Citra
udah asyik sendiri sama pacarnya itu,jadi tinggal aku sama Aldo deh.
“Gimana kalo ke pantai Kartini aja?kan
asyik disana ombaknya tenang,suasananya nyaman,juga gak terlalu ramai banyak
orang”,ajak Aldo.
“okke,setuju”,kataku sambil nyubit
hidung Aldo terus lari hhehe...
Setelah pulang sekolah Aldo menepati
janjinya mau main ke pantai Kartini,sayangnya dua sahabatku gak bisa ikut
karena mereka kencan berduaan.
Yah,di pantai itu aku dan Aldo saling
bercerita tentang masalah pribadi,karena pantai itu benar-benar tenang,jauh
dari keramaian.
“Nara,aku mau bicara sesuatu,bahkan
sangat pribadi”,kata Aldo perlahan.
“Bicara aja kali do,pasti aku dengerin
kok kan kamu sahabatku,masa tega aku acuh in kamu,,hhe”,kataku sambil bercanda.
“Aku serius Nar?”,kata Aldo dengaan
wajah menyakinkan aku.
“Iya apa Aldo?”,kataku sambil
memandang dia.
“A..a..aku sayang sama kamu Nar,aku
suka sama kamu,aku bahkan cinta sama kamu sejak kita ketemu dulu,aku pengen
kita lebih dari sahabat Nar.Aku pengen kamu jadi pacarku”,katanya penuh makna.
“Tapi do kita juga baru aja kenal,kita
juga janji kan kita sahabat dan selamanya akan tetap sahabat?”,kataku tenang.
“Tapi aku pengen kita lebih dari
sahabat,seperti Citra dan Dafa,Nar”,kata Aldo memohon.
“Maafin aku Aldo,aku gak bisa”,kataku
sambil pergi dari pantai itu.
Hari-hari yang aku lalui sekarang,berbeda dengan dulu,semenjak aku
menolak Aldo jadi kekasihku,bukan karena aku tak sayang kepadanya,tapi karena
masalah persahabatan.Aku gak menginginkan persahabatan hancur karena masalah
kekuatan rasa keinginan untuk memiliki satu sama lain.Aku juga
melihat,akhir-akhir ini Citra dan Dafa sering bertengkar,dan ujung-ujungnya pun
putus.
Akhir akhir ini aku sering menjauhi Aldo jika dia masih menginginkan ku
menjadi pacarnya,lebih baik aku pergi.Tapi lama kelamaan Aldo juga mengerti
yang aku rasakan.
Seiring jalannya
waktu,persahabatan kita kembali hangat.Setelah 3 tahun aku bersekolah di Blora,aku
memutuskan melanjut sekolah di kampung halamanku sendiri,bersama keluarga
tercintaku.Dan aku tidak memberi tahu sahaba-sahabatku,karena ku takut
mengecewakan mereka.Setelah hasil Ujian
Nasional turun,aku diantarkan tante ke desa dengan membawa nilai yang
memuaskan juga.
“Assalamualaikum tante?”,terdengar
ucapan salam dari Aldo,Citra,dan Dafa.
“Wa’alaikumsalam,eh kalian gimana
kabarnya,mari masuk”,ajak tante.
“Alhamdulillah baik tante,kami
berkunjung ke sini mau bertemu dengan Nara,Nara ada kan tante??”,kata Aldo.
“Maafin tante nak,menyembunyikan hal
ini dari kalian semua,memang kalian semua berhak mengutahuinya bahwa Nara sudah
pulang ke kampung halamannya karena kemauannya sendiri,tante tidak bisa
mengelak,dan tante harus merahasiakan ini semua sampai dia sudah benar-benar
sampai desa,maafin tante ya,dia akan melanjutkan sekolahnya di sana”,kata tante
sambil meneteskan air mata.
“Jadi Nara sudah tidak kembali lagi
tante?kenapa dia tidak berpamitan dengan kita semua?apa itu yang dinamakan sahabat??”,kata
Aldo dengan nada marah.
“Tolong kalian semua maafin Nara
ya,Nara hanya ingin berkumpul dengan keluarganya”,kata tante menenangkan.
“Tapi kenapa dia gak mau berpamitan kepada
kita semua?dia jahat”,kata Aldo di puncak kemarahannya.
“Untuk jelasnya tante kurang
mengerti,Nara hanya menitipkan selembar surat untuk kalian semuanya,terutama
Aldo”, kata tante.
Aldo membuka surat
itu berlinang air mata.
Untuk sahabatku
Gimana kabar kalian??baik-baik saja bukan?aku disini gak kenepa kenapa
kok.Gimana hasil ujiannya.pastinya memuaskan kan?.Maafkan aku
sahabatku,bukannya aku menghindar dari kalian,tapi memang ada alasan tersendiri
kenapa aku pulang ke desa gak jelasin ke kalian terutama Aldo.Aku sayang kamu
Aldo melebihi apapun,bahkan melebihi sahabat,aku juga cinta sama kamu,walaupun
aku tetap tidak mau menjadi kekasihmu,karena kita ini sahabat.bagiku sahabat
melebihi segalanya.
Sekarang atap pendidikan yang menaungi kita berbeda kawan,tapi aku
ingin,perbedaan itu tidak memisahkan kita,aku masih ingin menjadi sahabat
kalian walau kutahu kita tidak bisa bertemu dengan sesuka hati seperti dulu.Aku
juga masih menginginkan kalian selalu mengisi waktuku.maafkan aku ya
sobat,karena aku tiak bisa menjadi sahabat yang terbaik buat kalian......
Salam
hangat
Narra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar